Pada tahun 2019, Era Super Smart Society (5.0) pertama kali diperkenalkan oleh pemerintah Jepang. Sebuah era dengan konsep masyarakat berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Tentu saja hal ini menjadi sebuah tantangan baru dalam dunia pendidikan. Lalu bagaimana solusi bagi pendidik di era Society 5.0 dalam menghadapinya?
Sebuah solusi yang cukup efektif dalam menghadapi perubahan ilmu pengetahun dan teknologi yang ada. Kenapa harus efektif? karena dalam menghadapi sebuah perubahan baru tentu diperlukan persiapan yang matang.
Apabila persiapan yang dibuat tidak cukup matang, maka seseorang atau bahkan negara akan terseok-seok dalam mengikuti perubahan era yang akan terus berubah ubah.
Terlebih dalam dunia pendidikan, dimana pendidikan merupakan kunci negara tersebut maju dan berkembang. Maka pastinya dibutuhkan solusi terbaik di dalam dunia pendidikan ini yang perlu diketahui oleh para pendidik.
Sebelum langsung membahas mengenai solusi bagi pendidik dalam menghadapi era Society 5.0 dalam pendidikan, akan lebih baik jika mengetahui terlebih dahulu seluk beluk mengenai Society 5.0.
Era Society 5.0
Peresmian Society 5.0 tepatnya berada pada tanggal 21 Januari 2019 oleh pemerintahan Jepang. Dengan alasan pembuatan sebagai antisipasi dari gejolak disrupsi akibat revolusi industri 4.0 yang menyebabkan ketidakpastian yang kompleks dan ambigu atau disebut sebagai VUCA.
Dengan konsep Society 5.0 adalah penyempurnaan dari konsep-konsep yang ada sebelumnya. Apa saja itu?
- Society 1.0
Yakni era dengan konsep manusia masih berada di era berburu dan mengenal tulisan.
- Society 2.0
Era dimana manusia sudah mengenal bercocok tanam.
- Society 3.0
Sebuah era yang memasuki era industri, yakni ketika manusia sudah mulai menggunakan mesin untuk membantu aktivitasnya di kehidupan sehari-hari.
- Society 4.0
Era manusia sudah mengenal komputer hingga internet.
Nah, sedangkan Society 5.0 dimana semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri. Dengan internet yang tidak sekedar digunakan sebagai media berbagi informasi melainkan untuk menjalani kehidupan.
Society 5.0 ini menjadikan manusia sebagai komponen utama yang mampu menciptakan nilai baru melalui perkembangan teknologi. Sehingga diharapkan bisa meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia dan masalah ekonomi di kemudian hari.
Era Society 5.0 dalam Pendidikan
Era Society 5.0 yang memanfaatkan teknologi internet sebagai pusat absisnya, maka pendidikan yang diberikan kepada peserta didik tidak hanya diberikan bekal ilmu pengetahuan saja, melainkan perlu dibekali dengan cara berpikir kritis atau kini dikenal dengan High Other Thinking Skills (HOTS).
Dalam dunia pendidikan era Society 5.0 juga memfokuskan keahlian yang dikenal sebagai 4C, yang meliputi Creativity (Kreativitas), Critical Thinking (Berpikir kritis), Communication (Komunikasi) dan Collaboration (Kolaborasi).
Dengan kemampuan tersebut peserta didik diharapkan bisa menemukan konsep pengetahuan yang tepat dengan praktek secara langsung dan dapat merasakan bagaimana cara menghadapi permasalah yang ada dilingkungan sekitarnya.
Selain itu, pendidikan di era Society 5.0 ini juga menuntut mereka untuk membentuk peserta didik yang memiliki kompetensi yang disebut sebagai kemampuan enam literasi dasar.
Berikut penjelasan mengenai kemampuan enam literasi dasar,
- Literasi baca dan tulis
Sebuah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengelola dan memahami informasi untuk mengembangkan pemahaman dan potensi.
- Literasi Numerasi
Sebuah pengetahuan dan kecakapan dalam memperoleh, menggunakan dan mengkomunikasikan berbagai macam angka dan simbol matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam konteks kehidupan sehari-hari.
- Literasi Sains
Sebuah pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk digunakan dalam mengidentifikasi pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, memahami karakteristik sains dan membangun kesadaran peran sains dan teknologi dalam membangun lingkungan alam, intelektual dan budaya.
- Literasi Digital
Sebuah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat komunikasi, atau jaringan dalam menggunakan, mengevaluasi, membuat informasi dan memanfaatkanya secara sehat, cerdas dan patuh hukum.
- Literasi Finansial
Sebuah pengetahuan dan kecakapan dalam mengaplikasikan pemahaman konsep. keterampilan dan motivasi untuk dapat memutuskan keputusan yang efektif dalam konteks finansial.
- Literasi budaya
Sebuah pengetahuan dan kecakapan dalam memahami dan bersikap sesuai dengan identitas bangsa.
Keenam potensi dan kemampuan lainnya yang sudah disebutkan sebelumnya tentu kembali menegaskan bahwa dalam mempersiapkan dan menemukan solusi dalam menghadapi tantangan era Society 5.0 perlu dilakukan secara matang. Terlebih bagi pendidik yang terjun langsung berperan dalam membentuk peserta didik di dalam dunia pendidikan.
Solusi bagi Pendidik
Sebagai seorang pendidik yang memiliki peran penting dalam membentuk peserta didik terlebih pada era Society 5.0 ini, tentunya diperlukan sebuah keterampilan dan kemampuan.
Dimana keterampilan dan kemampuan tersebut yang akan membantu pendidik dalam melakukan proses pendidikan.
Apa saja keterampilan kemampuan yang perlu dikuasai pendidik untuk menghadapi era Society 5.0 dalam pendidikan? Apabila dalam era tersebut peserta didik perlu dibekali cara berpikir kritis dan keterampilan di bidang digital, begitu pula dengan pendidik.
Sebagai yang membekali, tentu saja perlu penguasaan terlebih dahulu sebelum memberikannya kepada peserta didik. Maka pendidik harus memiliki pola berpikir kritis dan keterampilan di bidang digital.
Selain berpikir kritis, pendidik juga perlu memiliki pola berpikir kreatif. Seperti yang disebutkan oleh seorang ahli Zulfikar Alimuddin, Director of Hafecs (Highly Functioning Education Consulting Services) menilai bahwa pendidik di era Society 5.0 dalam mengajar di kelas perlu dilakukan secara lebih inovatif dan dinamis.
Dengan demikian dalam dunia pendidikan, seorang pendidik harus memanfaatkan tiga hal untuk memudahkan proses pembelajaran. Tiga hal tersebut adalah Internet of Things (IoT), Virtual atau Augmented reality, dan pemanfaatan Artificial Intelligence (AI).
Tak hanya itu pendidik di era Society 5.0 harus menjadi guru penggerak. Dimana guru penggerak adalah mereka yang mengutamakan murid dibandingkan dirinya, berinisiatif untuk melakukan perubahan, dan terus berinovasi serta keberpihakan kepada murid.
Apakah Pendidik akan Tergantikan dengan Teknologi?
Pertanyaan ini tentu muncul saat membahas mengenai era Society 5.0 yang berpusat pada teknologi. Lalu bagaimana jawabannya? Jawabannya tentu tidak. Karena terdapat peran pendidik yang tidak ada di teknologi, diantaranya interaksi secara langsung di dalam kelas, penanaman karakter dan ikatan emosional antara pendidik dan peserta didik.
Terlebih pendidik juga memiliki peran besar dalam pendidikan di era Society 5.0. Baik dan tidaknya wajah pendidikan pada era tersebut ditentukan oleh pendidik, salah satunya ditentukan dari peran pendidik sebagai Agent of Change.
Menghadapi era Society 5.0 dalam pendidikan tentu sebuah tantangan besar bagi para pendidik. Dengan demikian, diperlukan sebuah persiapan yang matang untuk beradaptasi dengan era tersebut.
Maka diharapkan dengan adanya artikel ini dapat membantu para pendidik mengetahui apa saja keterampilan dan kemampuan yang perlu dipersiapkan.(*)
*Aisyah Nurul Aini (22104040003), Prodi Pendidikan Matematika Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.